SISTEM
DESAIN KERJA
A. Desain Pekerjaan
Desain kerja (job design) adalah
suatu proses perincican dari suatu tugas dan sebuah pelaksanaan tugas untuk
individu atau kelompok agar dapat mencapai suatu tujuan. Desain kerja sangatlah
peting untuk melakukan suatu pekerjaan
yang efektif dan efisein.
Adapaun alasan pentingnya desain kerja untuk
para pegawai, diantaranya :
1. Semangat kerja dalam spesialisasi
(Pengoptimalan
kerja yang tidak memerlukan waktu yang lama).
2. Dilihat dari motivasi dan semangat kerja yang terdiri
dari : tingginya produktivitas, tingginya kualitas produksi, tingginya kepuasan
kerja dari para pegawai.
Desain pekerjaan sangatlah
penting bagi semua pekerjaan. Karena, dengan desain pekerjaan tersebut semua pekerjaan
yang dilakukan akan lebih terarah dan jelas.
Adapun tujuan dari desain pekerjaan (Sunarto,
2005) adalah :
1. Efisiensi operasional, produktifitas dan
kualitas pelayanan menjadi optimal
2. fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan
proses kerja secara horizontal dan hirarki
3. Minat, tantangan, dan prestasi menjadi
optimal
4. Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupaa,
sehingga bisa meningkatkan kerjasama dan efektifitas tim
5. IntegrasI kebutuhan individu karyawan
dengan kebutuhan organisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain kerja
(menurut Flippo) adalah sebagai berikut :
1. isi masing-masing spesialisasi pekerjaan
dan bentuk operasi yang berulang-ulang.
2. Pertukaran tekhnologi
3. Kebijaksanaan tenaga kerja
4.Kemaampuan para personil
5. Tersedianya kesanggupan pegawai
6. Interaksi masing-masing kepentingan dalam
pekerjaan sistem
7. Serta psikologi dan kebutuhan sosial
setiap manusia yang ditemukan dalam bekerja
Selain itu, ada langah-langkah yang dilakukan
dalam merancang desain pekerjaan :
1. Merancang cara-cara yang tepat sesuai
dengan tugasnya masing-masing
2.Perubahan pekerjaan dalam bentuk pemberian
tugas yang berulang-ulang
3. Menyusun alat dan perlengkapan untuk
mempersingkat waktu
4.Membangun lingkungan pekerjaan yang baik agar tidak mengurangi
efektifitas orgaanisasi
5.Medesain alat-alat khusus dari pekerjaan
untuk mengurangi tindakan yang tidak diperlukan
6. Segala kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan
kegiatan yang sedang ditangani, dihilangkan.
Adapaun hal-hal yang mencangkup desain
pekerjaan, adalah :
1. Identitas pekerjaan
( Jabatan
pekerjaan yang berisi nama pekerjaan ).
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab
( Adanya
perician tugas dan tangung jawab secara
nyata agar jelas diketahui ).
3. Standar wewenang dan pekerjaan
( Para
pimpinan harus memberi wewenang dan standar pekerjaan kepada karyawannya secara
jelas ).
4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas
( Mengenai
alat, mesin dan bahan baku yang akan digunakan).
5. Rigkasan pekerjaan
( Mencantumkan
fungsi-fungsi dan aktifitas utama dari pekerjaan yang telah dilakukan ).
6. Penjelasan tentang jabatan dibawah dan diatasnya
(Jabatan
darimana petugas dipromosikan da kejabatan mana petugas akan dipromosikan ).
B. Mendesain Kembali Pekerjaan (Job Redesign)
Mendesain kembali pekerjaan
(job redesign) adalah kegiatan untuk merancang ulang pekerjaan yang didalamnya
terdapat tugas-tugas, komponen-komponen yang berhubungan dengan pekerjaan yang
bertujuan utnuk peningkatan kualitas maupun produktifitas dari sautu pekerjaan
kedepannya.
Menurut Simamora (2004:118) teknik-teknik
desain pekerjaan dapat dilakukan dengan cara:
1. Simplikasi pekerjaan
Pekerjaan disederhanakan menjadi bagian-bagian terkecil
dan pekerjaan dapat dilakukan bersama-sama sehingga waktu pekerjaan menjadi
lebih cepat
2. Rotasi pekerjaan
Seorang pegawai berpindah dari sautu posisi ke posisi
lain untuk menghindari kejenuhan dalam melaksanakan pekerjaan. Para pegawai
harus menyesuaikan terlebih dahulu dengan pekerjaan barunya agar pekerjaan yang
mereka lakukan menjadi optimal seperti biasanya
3. Pemekaran pekerjaan
Pekerjaan diperluas sampai pada tingkat dimana
bagian-bagian yang saling berkaitan dan saling mendukung diselesaikan oleh
sorang pegawai/bagian. Pemekaran pekerjaan bersifat horizontal, yang berarti
cara ini ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang sederajat yang masih
mempunyai fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.
4.
Pemekaran pekerjaan
Memberikan lebih banyak otorisasi untuk melaksanakan
pekerjaan dan pengambilan keputusan dan meningkatkan tanggung jawab. Pemekaran
pekerjaan ini bersifat vertical, berarti cara ini ditujukan kepada
pekerjaan-pekerjaan yang berada di atasnya yang masih mempunyai fungsi yang
bersamaan.
C. Pendekatan dan Teknik Desain Kerja (Job
Design)
Menurut Friederick Taylor,
ada beberap pendekatan yang dapat digunakan oleh para pimpinan dalam mendesain
pekerjaan dan mendesain kembali pekerjaan, diantaranya :
- Setiap pekerjaan
diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang berlainan yang selalu dimulai dari
awal dan selalu diakhiri dengan baik.
- Diusahakan
bagaimana para pekerja dapat menganalisa penampilan kerja, maupun gerak
gerik mereka dalam bekerja.
- Memeriksa
beberapa alternative atau cara yang efisien untuk mengerjakan tugas.
- Melatih para
pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Hellriegel
pendekatan-pendekatan yang dialkukan untuk mendesain pekerjaan (job design)
adalah sebagai berikut :
- Pengayaan kerja
(job enrichment)
Pekerjaan
jadi lebih menarik dan menantang.
- Perluasan kerja
(job enlargement).
Menambah
tugas untuk berbagai pekerjaan
- Seperangkat
tujuan (goal setting).
Tujuan,
umpan balik dan dorongan dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Rotasi kerja
(job rotation)
Sebbuah
variasi kerja.
- Pendekatan
sosioteknikal ( Sosiotechnical approach)
Tanggungjawab
pekerjaan untuk kelompok dan adanya keseimbangan anatara aspek teknis dengan
aspek sosial.
D. Teknik-Tekik Desain Kerja
1. Rotasi kerja
(job rotation)
Perpindahan dari sautu pekerjaan ke pekerjaan yang lain
dengan posisi yang sama atau horizontal. Dengan cara ini dimungkinkan para
pegawai bisa mengembangkan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda dan dilepaskan dari
sifat monoton, rutin dan terbatas dari suatu pekerjaan.
2. Perluasan kerja ( job enlargement)
Meningkatkan bidang pekerjaan dari setiap pegawai, yang
dimana pekerjaan tersebut dikombinasikan sesuaai dengan fungsi horizontaldari
suatu unit organisasi.
3. Pengayaan kerja (job enrichment)
Menghilangkan ketidakpuasan kerja dengan meningkatkan
kedalam pekerjaan. Setiap pegawai juga diberi tanggung jawab untuk mengatur
kecepatan kerjanya sendiri, memperbaiki kesalahan pekerjaannya, memutuskan cara
terbaik untuk pelaksanaan pekerjaan dan pengambilan keputusan oleh dirinya
sendiri.
4. Kelompok kerja
Sekelompok orang yang dibentuk untuk kelancaran dalam
pelaksanaan kegiatan dalam organisasi sehingga dalam pelaksanaan pekerjaannya
dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.